12 Ribu Peserta Ikuti Upacara Hari Santri di Alun-alun Tuban

164
UPACARA HARI SANTRI : Upacara Peringaran Hari Santri Tuban Dipusatkan di Alun-alun Kota

TUBAN

Penulis : M.Rizqi

Lenterakata.net –  Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, upacara Hari Santri Nasional (HSN) tingkat kabupaten digelar di Alun-alun kota. Selain itu, sejumlah lembaga pendidikan, pesantren dan madrasah juga rerata menggelar upacara HSN di lembaganya masing-masing.

Kolaborasi antara Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban dan Pemkab Tuban mempu menghadirkan ribuan peserta untuk ikut upcara. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Umi Kulsum menjelaskan, para peserta diminta hadir mulai pukul 06.00 WIB.

“Jumlah peserta yang diperkirakan hadir sekitar 12 ribu orang dari berbagai elemen pesantren, madrasah, dan masyarakat umum dan seluruh biaya pelaksanaan kegiatan didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban,” ujarnya.

Para peserta berseragam baju putih, bersarung dan memakai peci bagi yang laki-laki. Sedang yang perempuan memakai atasan putih, bawahan menyesuaikan, serta jilbab berwarna hijau.

‘’Melalui peringatan ini, kami berharap menjadi momentum kebangkitan santri dalam menjawab tantangan zaman, serta terus menjaga semangat perjuangan para ulama dan pejuang terdahulu demi kemajuan bangsa,’’ katanya.

Pada upacara ini Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky yang akrab disapa Mas Lindra, menjadi inspektur. Upacara berlangsung khidmat dengan perwira upacara Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Umi Kulsum.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Lindra membacakan pidato Menteri Agama Nazaruddin Umar. Peringatan Hari Santri yang telah ditetapkan sejak sepuluh tahun lalu ini menjadi momentum penting untuk mengapresiasi peran santri dalam menjaga moral dan peradaban bangsa.

Dalam pidato tersebut, santri disebut sebagai generasi tangguh yang tumbuh dengan semangat kebangsaan, menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan, serta menjadikan hormat kepada guru dan kiai sebagai landasan kehidupan.

“Mari terus bergandengan tangan mengawal Indonesia yang berperadaban,” ajak Bupati Halindra mengutip pesan Menteri Agama.

Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada sejarah penting bangsa Indonesia, yakni “Resolusi Jihad” yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini menjadi pemantik semangat perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah dan melahirkan peristiwa heroik 10 November di Surabaya yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Hari Santri tahun ini menjadi momen istimewa karena menandai satu dekade peringatan sejak ditetapkan secara resmi pada tahun 2015. Selama sepuluh tahun terakhir, kontribusi pesantren dan para santri semakin nyata dalam berbagai bidang kehidupan, tidak hanya dalam keagamaan, tetapi juga di sektor sosial, pendidikan, dan teknologi.

Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, Hari Santri 2025 menekankan pentingnya peran santri sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan dan agama, serta agen perubahan di tengah arus globalisasi. Santri masa kini dituntut tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga teknologi, sains, dan bahasa dunia. Dunia digital kini menjadi ladang dakwah baru yang harus dioptimalkan.

Sebelum upacara dimulai dimeriahkan penampilan hadrah dan tari kolosal bertema “Santri Mengawal Indonesia” oleh siswa-siswi MTsN 3 Tuban, serta atraksi marching band dari MTsN 1 Tuban.

Petugas upacara merupakan gabungan dari Pemkab Tuban, Kemenag, dan tokoh agama setempat, mencerminkan kolaborasi lintas sektor dalam peringatan ini. Paduan suara ditampilkan oleh KKRA Kelompok Kerja Raudlatul Athfal) Kabupaten Tuban.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here